Dikediaman Raja Rahman bin Raja Mohd Asyurah di Kota Piring
Aku berkelana lagi. Tanggal 26 Augustus 2016 bersama Wan menuju ke kepulauan Riau (Pulau segantang lada) untuk menyusur galur. Menginap di hotel Surya di Kota Tanjung Pinang , makan malam bersama Raja Rahman bin Raja Mohd Asyurah di kampung Bulang Laut. Esok nya mula berangkat melewati ribuan pulau , sesuai dengan gelaran " Pulau segantang lada " sempena sejumlah lada hitam yang penuh segantang. Speed boat yang aku tumpangi mempunyai empat motor penggerak dengan skala 1000 kuasa kuda, " laju gile " kata wan. Aku lebih yakin dengan kenaikan ini, kerana dua minggu lepas sebuah pompong telah karam seramai 12 orang telah tewas.
Pulau Benan
Speed boat meluncur laju , selat menyelat dicelah celah ribuan pulau , kebanyakan pulau tidak punya penghuni. Speed boat simggah di jeti Telaga Punggur dan beberapa pulau lagi untuk menurun dan mengambil penumpang. Hari telah sore, aku terdampar di Pulau Benan.
Jeti Pulau Benan
" Pulau benan " itulah nama nya pulau ini , aku katakan, aku dari Malaysia seorang penulis tua enggak punya apa apa. Aku menginap disebuah calet ditepian pantai , pasir nya memutih bak mutiara , dijamu keenakan buah kelapa muda, sambil bermesra dengan Pak Syahlan, Pak Sudin , Pak Jamal dan Jaka seorang guru sekolah. Tidur malam di calet dikawal seorang anggota TNI berpangkat kpl. Rata rata penduduk di Pulau ini mayoritas nya sebagai nelayan . Terdapat 200 keluarga dan keseluruhan penduduk ialah 800 jiwa laki laki dan perempuan. Di Pulau ini tak punya mobil , yang ada hanya lah spedar motor dan spedar. Perhubungan utama dengan dunia luan menggunakan jalur air.
PULAU SEGANTANG LADA
Ada lah rangkuman rangkaian pulau pulau di provinsi kepulauan Riau yang berpusat di kota Tanjung Pinang , Pulau Bintan. Punya segala kekayaan sejarah , budaya Melayu, Pariwisata, sumber daya alam, Bahari dan lain lain. Juga dikenal sebagai " Kota Gurindam , negeri pantun ".
Kepulauan Riau adalah sebuah tempat yang penuh kelembutan , sejuta sejuk yang menyamankan dan kedamaian. Disini lah aku gelar sebagai " Heaven island " yang sesungguh nya , dari salam sapa, dan santun nya bahasa Melayu " Bonda Tanah Melayu " yang meruntun kalbu. Belum lagi segala kecantikan alam , budaya, dan sejarah , yang bikin ketenangan hati dan jiwa bisa terasa disetiap hirup nafas.
Kepulauan Riau bukan lah negeri yang bisa disama ratakan dengan negeri negeri lain nya, tetapi ia lebih dari itu, Tanjung Pinang misal nya adalah " Kota gurindam, negeri pantun " , kiblat sejarah, dan negeri kata kata.
memang sejak dulu lagi , jalan legendaris ini jadi penyambung wadah yang selalu dilewati banyak orang dan dijadikan tempat mampir bagi para pelancung atau kewisataan , sekali gus mewakili nama kepulauan Riau dengan segala keistimewaan yang aku terangkan diatas tadi. Aku mengharapkan setiap kelana itu adalah karya, dan setiap karya itu aku mencuba untuk titipkan nilai nilai budaya dan sejarah, ibarat membongkar batang terendam , agar ujud cinta aku terhadap negeri ini dengan desa aku yang diterokai leluhur Bugis dari " Pulau segantang lada ".
No comments:
Post a Comment