Ada tradisi masyarakat atau keluarga Bugis melakukan maleke ' dapureng ini diatas beberapa faktor, diantara nya ialah , ia tidak cocok dengan pemerintah yang ada maka ia melakukan migrasi ketempat lain dan apabila pemerintah itu telah ditukar maka ia kembali semula ke negeri asal nya , ini bolih lah dikatagorikan sebagai pemindahan sementara. Yang kedua ialah berlaku nya kesempitan hidup , bagi mengatasi nya untuk meningkatkan mutu kehidupan maka ia melakukan migrasi. Ada pun yang hendak dibicarakan disini ialah " Maleke ' Dapureng " ( Pemindahan dapur ) , ada juga istilah paliwi alena bagi seseorang yang dianggap membuang diri merika dirantau orang tanpa berita lagi , sehingga kan nama asal nya pun ditukar.
Merika membongkar rumah rumah panggung nya yang mana rumah rumah orang Bugis ini dibina bisa di bongkar dan dipasang semula, kemudian mengikat nya erat dan ditarik diburitan kapal. Merika mengambil segenggam tanah dengan mentera dan ritual tertentu dan dibungkus didalam daun keladi. Ketika sampai ditempat baru yang dituju merika membuka bungkusan tanah tadi ditebarkan ditanah baru merika seraya berkata " ini tanah dari kampung kelahiran ku , kini aku tebarkan kekampung ini dan sejak saat ini, ini lah negeri ku sekarang.
Diambil kisah tentang peristiwa ini dibicarakan tentang Karaeng Galesong beserta pasukan nya meninggalkan tanah kelahiran nya, merika mandi dan meminum air sumur bungung baraniya (Sumur berani ) yang dianggap sakral di pantai Galesong . Karaeng Galesong bersumpah sambil memecahkan telur bahawa ia lebih baik hancur daripada ditakluk olih penjajah. Sampai saat ini sumur tersebut masih ada dan setiap pelaut dan penangkap telur ikan terbang , sebelum belayar menyempatkan diri ke lokasi itu.
Biasa nya maleke ' dapureng ini , bukan terhad kepada masyarakat biasa yang melakukan nya , tetapi dilakukan juga gulungan bangsawan. Rombongan ini bisa terdiri daripada sebuah keluarga besar , tetapi kadang kadang juga terdiri daripada sebuah kampung . Hanya sahaja dalam persepektif adat, keputusan masyarakat ini akan sangat menyakitkan bagi pemimpin. Dasar nya adalah , pemimpin yang ditinggalkan olih rakyat nya merupakan pemimpin yang gagal dan pemimpin yang paling hina sehina hina nya.
Semua masaalah yang mendatangi nya diukur pada apakah sesuatu itu dapat ia lakukan atau tidak, dan dipertalikan secara erat kepada siri' erti nya sebagai harga diri atau martabat nya sebagai manusia. Dia dapat memberikan segala gala nya sampai kepada milik nya yang terakhir , apabila sesuatu itu menyangkut harga diri nya atau keluarga nya.
Keadaan yang demikian itu membawa sesuatu sikap jiwa yang cepat kagum terhadap sesuatu yang luar biasa , sehingga keadaan yang demikian menyebabkan orang Bugis sering terjerumus dalam kesetiaan yang membuta tuli. Ini disebabkan kerana sikap yang demikian itu di tranfomasikan kedalam sistem penilaian harga diri dan mertabat kemanusiaan, sehingga dalam melaksanakan suatu kesetiaan dalam hidup kemasyarakatan orang Bugis biasa nya menyerahkan diri sepenuh nya kepada keadaan itu. Apabila terjadi suatu ketegangan aatau pertentangan sikap . maka merika sangat sukar dipanggil kembali untuk perdamaian atau kompromi.
Apabila ia berlaku acuh tak acuh terhadap sesuatu , maka hal itu beerti penolakan yang tidak terang terangan yang pada suatu waktu akan meledak akan menjadi tentangan yang terang terangan. Orang Bugis sangat peka perasaan nya , ia mudah membawa diri nya terlibat didalan suatu masaalah yang kelihatan nya sangat mudah , tetapi dapat mengubah menjadi persoalan besar yang dapat menggoncangkan kehidupan masyarakat. Akan tetapi suatu pihak orang Bugis adalah mudah dijadikan teman dalam pergaulan , tergantung apakah lawan bergaul nya memahami apa yang paling dihargai nya.
Perantauan yang berlansung sejak beberapa abad ini telah membuatkan orang orang Bugis di daerah baru merika menjadi orang yang gigih dalam mempertahankan kehidupan dan eksistensi merika.
No comments:
Post a Comment